Senin, 16 Desember 2013

Daniel Levy Memutuskan Memecat AVB



Kasih Tak Sampai.

Beberapa menit sebelum pukul 18.00 WIB tadi sore, saya mulai mempersiapkan diri untuk membuka Live Streaming Drawing Liga Champions. Namun, alangkah kagetnya saya ketika menemukan salah satu Live Streaming sebuah saluran yang membahas sebuah berita spektakuler tiba-tiba, Andre Villas Boas atau akrab disapa AVB, telah dibebastugaskan dari posisinya sebagai manager Tottenham Hotspurs. Well, perhatian saya kembali kepada jam yang mulai mendekati mulainya acara drawing Liga Champions.
 
Sehabis drawing, saya berpikir sejenak. Ada yang terjadi pada AVB memang bukan sebuah kejutan. Hasil 0-5 di White Hart Lane saat dihancurkan Liverpool jelas menjadi alasan pemecatan ini. Namun, tetap saja, hal itu belum bisa diterima oleh akal sehat saya. Well, Tottenham memang kalah telak dari Liverpool dan Manchester City dengan skor masing-masing 5-0 dan 6-0. Namun, statistic Tottenham tidak begitu buruk musim ini. Tottenham meraih 8 kali kemenangan musim ini, dan lima kali kalah dari 16 pertandingan di EPL. Meski berada di peringkat tujuh, Tottenham hanya berjarak 8 poin dari pemuncak klasemen dan lima poin dari zona Liga Champions. Di Liga Europa, lebih kinclong lagi. Meraih sapu bersih enam partai Liga Europa dengan kemenangan. Statistik diatas tidak sanggup mempertahankan AVB dari posisinya. Levy, sang Chairman Tottenham Hotspurs memilih memecatnya. AVB mengalami kasih tak sampai. AVB tidak memiliki kesempatan lagi untuk mengembangkan timnya, Levy memilih untuk memecatnya.

Evaluasi Kedalaman Tottenham Skuad : Tanpa Sang Singa
Saya teringat sebuah pepatah yang mengatakan, “Seekor Singa yang memimpin kawanan domba akan menakuti kawanan singa yang dipimpin seekor domba.” Pepatah ini seolah berlaku kepada Tottenham yang kehilangan sang pemimpin sekaligus sosok inspirasional di dalam tim, Gareth Bale, yang hijrah ke Real Madrid dan memecahkan rekor transfer dunia. Ya, bila ingin sedikit sarkas, Bale adalah Singa yang memimpin sekawanan “domba”. Torehan gol Tottenham musim lalu terbantu oleh aksi heroik Bale di lapangan. Bale juga membakar semangat rekan-rekannya dalam bermain di lapangan.

Jangan salahkan Levy sebagai seorang yang bertanggung jawab di balik penjualan Bale. Sebagai seorang Chairman, Levy sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik. Dana penjualan semua pemainnya digunakannya untuk mendatakan pemain baru. Climp Dempsey, Caulker, hingga Gareth Bale, semuanya digunakan untuk mendatakan nama marquee seperti Erik Lamela, Roberto Soldado, Christian Ericksen, Naser Chadli, Vlad Chirices, hingga Paulinho. Dua nama awal menjadi rekrutan termahal dengan 30 dan 35 juta euro. Alih-alih untuk membuat gebrakan baru di Liga Inggris, Tottenham sekarang bermain bagaikan tim yang diisikan oleh segelumit pemain medioker. Who’s the blame?

Penanggung jawab terbesar tentu adalah AVB. AVB bertanggung jawab atas kebutuhan pemain yang diinginkannya. Kesalahan AVB adalah melepas “singa pemimpin”, dan ironisnya tidak menggantikannya dengan pemain berharga 50 juta berlabel superstar, malah membeli sekumpulan “rubah”, yang mungkin tidak “selugu domba” tetatpi pasti tidak “segarang singa”. Sekarang, AVB menerima ganjaran atas kesalahannya. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar