Jumat, 28 Maret 2014

[Preview: Arsenal vs Manchester City] Balas Dendam Terlogis



Jelang Laga Arsenal vs Manchester City

Emirates Stadium, 29 Maret 2014

Balas Dendam Terlogis

Misery Week. Minggu penderitaan, mungkin itulah kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan perasaaan para penggawa Arsenal dan sang Monsieur, Arsene Wenger. Pada laga kontra Chelsea di Stamford Bridge pada tanggal 22 Maret 2014, Arsenal secara mengejutkan digebuk hingga babak belur dengan skor 6-0. Pada laga tengah pekan, kemenangan yang di depan mata buyar pada menit terakhir setelah Flamini membuat gol bunuh diri, yang mengakibatkan laga berakhir imbang 2-2. Secara matematis, pasukan Wenger sudah kehilangan 5 poin krusial yang seogiyanya dapat digunakan untuk mempertahankan momentum mereka di papan atas dalam menjalani pertarungan merebut gelar juara Liga Inggris. Bilamana masih ingin diperhitungkan dalam perebutan gelar juara Liga Inggris musim ini, Arsenal tidak punya pilihan selain memenangi laga akhir pekan ini.

Sialnya, lawan yang dihadapi pada partai ini adalah Manchester City, rival yang sedang dalam performa terbaiknya. Setelah membekuk Fulham 5-0, City membekuk saudara tuanya, Manchester United dengan skor 3-0. Keberhasilan ini tentunya meningkatkan momentum The Citizen, julukan Manchester City untuk segera mengkudeta Chelsea dari puncak klasemen. Kampanye mengkudeta  Chelsea akan dilanjutkan di partai ini. Dengan memiliki keunggulan dua laga yang belum dimainkan, kemenangan atas Arsenal pekan ini tidak hanya menjaga momentum mereka, tetapi juga mengeliminasi Arsenal secara moral dari perburuan gelar juara Liga Inggris.

Arsenal yang tidak memiliki pilihan selain menang untuk menjaga peluang menjuara Liga Inggris tentunya dihadapkan pada misi yang tidak mudah. Statistik berbicara bahwa Arsenal mencatatkan hasil 11 kemenangan, 5 hasil imbang dan hanya sekali kekalahan dari 16 laga teranyar yang digelar kandang mereka, Emirates Stadium. Itu berarti dalam periode tersebut, Arsenal mencatatkan persentase kemenangan sebesar 79,1%. Sementara itu, City mencatatkan 11 kemenangan, 3 imbang dan 2 kekalahan dari 16 laga tandang teranyar mereka. Sebuah catatan yang tak kalah impresif. Laga ini mempertemukan tim dengan statistik terbaik di laga kandang dan tandang, yang mana menjadi garansi bahwa laga ini menarik. Faktor terakhir yang semakin memanaskan laga ini adalah kenyataan bahwa City mempermalukan Arsenal di laga pertama musim ini dengan skor 6-3. Laga ini bukan sekedar laga untuk mengembalikan moral para pemain Arsenal, namun juga cara balas dendam terlogis yang dimiliki Arsenal.

Dilema Pellegrini

Menghadapi Arsenal, Pellegrini diuntungkan dengan beberapa kondisi terakhir kedua tim. Di sisi timnya, Pellegrini akan menyambut kembalinya salah satu striker terbaiknya, Sergio Aguero. Memainkan Aguero tentunya akan menjadi pilihan baik untuk menaikkan mental rekan-rekannya, namun di sisi lain, memainkan Aguero berarti mengubah skema The Winning Team yang terlihat ganas dalam dua pertandingan terakhir. Nasri, Silva, Yaya Toure, Navas dan Dzeko terlihat impresif dalam dua laga terakhir. Aguero yang bisa bermain di belakang striker jelas mengancam posisi Silva sebagai gelandang serang. Bilamana itu terjadi, maka Silva akan bermain lebih ke sisi sayap permainan, dan menggeser nama Jesus Navas ke bangku cadangan, padahal kecepatan Navas bisa memengaruhi jalannya pertandingan. Hal ini karena Wenger yang tidak bisa menurunkan Lauren Koscielny di lini belakang tidak punya pilihan selain menurunkan sang kapten, Vermaelen. Vermaelen memang jago secara teknik, namun tidak memiliki kecepatan dan kesigapan dalam mengantisipasi pemain cepat seperti Navas. 

 (Edin Dzeko(tengah-biru) menunjukkan performa impresif pada laga teranyar. Credit : Telegraph)


Wenger sendiri masih dipusingkan dengan ketersediaan pemain yang dimilikinya.  Sejumlah pemain inti seperti Koscielny, Ramsey, Ozil, Wilshere, Walcott belum dapat diturunkan pada pertandingan ini. Pilihan yang terbatas mau tidak mau mengharuskan Wenger untuk menggunakan komposisi yang sama dengan pemain yang dimilikinya saat bersua Swansea. Wenger kemungkinan melakukan improvisasi dengan memainkan Podolski untuk menyisir sisi kiri, menggantikan Oxlade yang tidak bermain optimal di laga teranyar, mendukung Cazorla dari sisi kanan. 

Performa terkini dan fakta bahwa City bermain lebih baik jelas memberikan keuntungan bagi Pellegrini. Dipandang dari ketersediaan pemain, Pellegrini jelas sumringah. Namun, kekeliruan dalam menentukan line up dan strategi dikarenakan dilema banyaknya pilihan bisa menjadi fatal. Alih-alih mendominasi laga, City bisa pulang dengan kepala tertunduk. 

Arsenal (4-2-3-1):
1-Szczesny, 3-Sagna, 4-Mertesacker, 5-Vermaelen,  28-Gibbs, 8-Arteta, 20-Flamini, 19-Cazorla, 9-Podolski, 7-Rosicky, 12-Giroud.
Pelatih: Arsene Wenger

Manchester City (4-2-3-1)
1-Hart, 2-Zabaleta, 4-Kompany, 26-Demichelis,  22-Clichy, 25-Fernandinho, 42-Toure, 15-Navas, 8-Nasri, 21-Silva, 10-Dzeko.
Pelatih: Manuel Pellegrini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar