Kolom Daniel Oslanto
April Mop : Transfer
Top Rasa Flop
Bulan April pun datang. Hari
perdana April atau 1 April lebih dikenal dengan April Fool Day, atau lebih dikenal dengan istilah April Mop. April Mop adalah sebuah hari dimana orang
diperbolehkan membuat lelucon atau berbohong kepada orang lain tanpa dianggap
bersalah. April Mop diawali dengan keadaan banyak kisah pada tanggal 1 April
yang membuat orang seolah tidak percaya itu adalah sebuah kenyataan, dimulai
dari gempa bumi dan Tsunami di Hawai dan Alaska yang menewaskan 165 orang pada
tanggal 1 April 1946, Kematian Raja George II dari Yunani pada 1 April 1947,
Iran pada tahun 1979 yang menyatakan 1 April merupakan hari republik, yang dianggap
lelucon hingga 30 tahun kemudian, hingga peluncuran Google pada April 2004 yang
dianggap lelucon karena Google sering merayakan April Mop.
April Mop, transfer top rasa
flop. Semejak transfer dibuka pada 1 Juli, berarti sudah sembilan bulan waktu
yang dimiliki seorang pemain baru untuk beradaptasi dengan lingkungannya, klub
barunya. Bagi pemain yang bergabung sejak Januari, setidaknya sudah memiliki
dua bulan lebih untuk merasakan sensasi bersama dengan klub barunya. Uniknya,
tidak semua transfer berjalan dengan baik. Sepakbola sudah membuka lembaran
baru di bulan April, yang menyisakan beberapa minggu menuju akhir kompetisi.
Dan memanfaatkan momen April Mop, cukup cocok untuk membuka lelucon para pemain
dengan transfer top rasa flop.
Roberto Soldado (Tottenham Hotspurs)
Belum kelar menjual Gareth Bale
ke Madrid, Tottenham sudah menyiapkan ancang-ancang kehilangan Bale. Berbagai
pemain didatangkan ke White Hart Lane, kandang Spurs. Salah satunya adalah
Roberto Soldado. Striker Internasional Spanyol ini menjadi andalan Valencia
dalam dua musim terakhir, dan menjadi salah satu bomber subur di Liga Spanyol.
Sempat menawar di angka 20 juta euro, Valencia memilih tidak melepas penyerang
andalannya tersebut. Akhirnya, mahar sebesar 30 juta euro atau senilai 26 juta
poundsterling berhasil meluluhkan hati petinggi Valencia. Kedatangan Soldado
tentunya diharapkan menjadi jawaban untuk lini depan Spurs, yang termasuk
pengoleksi produktivitas rendah. Apa daya, Soldado seolah kehilangan
sentuhannya, dan membukukan 4 gol dari titik putih di laga-laga awal bersama
Tottenham. Posisinya bahkan sempat tergeser oleh ketajaman Adebayor. Dalam tiga
pertandingan terakhir, Soldado kembali diturunkan sebagai pemain inti, namun
seperti yang diduga, pemain asal Spanyol ini masih bermain di bawah rata-rata
dan gagal mencetak gol.
(Tottenham mengeluarkan 30 juta euro untuk mendatangkan Soldado. Credit: Times)
Erik Lamela (Tottenham Hotspurs)
Bila ada pemain yang paling useless musim ini, maka sang pemain itu
bernama Erik Lamela. Erik Lamela termasuk salah satu dalam mega proyek
Tottenham Hotspurs dalam mendatangkan pemain. Tidak tanggung-tanggung,
Tottenham harus merogoh kocek sebesar 35 juta euro untuk membelinya dari AS
Roma pada bursa transfer musim panas lalu. Pemain asal Argentina ini menjadi
salah satu transfer terburuk musim ini, dimana Lamela hanya mencicipi beberapa
laga saja musim ini. Selain gagal konsisten bermain, musuh utama Lamela musim
ini adalah cedera berkepanjangan yang melilitnya. Tak ayal, dana sebesar 35
juta euro yang di keluarkan oleh Tottenham seolah tiada artinya. Lamela menjadi
salah satu lelucon transfer musim ini.
(Tottenham mengeluarkan 35 juta euro untuk membawa Lamela ke White Hart Lane. Credit : Metro UK)
Mesut Ozil (Arsenal)
Mendengar nama Mesut Ozil, tentu
saja tidak asing bagi para penikmat sepakbola. Pemain Internasional Jerman ini
menjadi salah satu fenomena transfer termahal yang ada di musim ini. Pada akhir
Agustus tahun lalu, Arsenal merogoh kocek hingga 45 juta euro untuk mendaratkan
Ozil dari Real Madrid ke Emirates Stadium, kandang Arsenal, sekaligus tercatat
sebagai transfer masuk termahal Liga Inggris musim ini. Pada awal bersama
Arsenal, Ozil tampil memukau hingga akhir tahun. Memasuki awal tahun 2014, Ozil
mulai kehilangan pakem performa terbaiknya, dikarenakan kelelahan akibat jadwal
padat dan cedera yang mulai mengganggunya. Arsenal yang sempat perkasa di
periode awal Liga Inggris, mulai tertinggal dari rivalnya dalam perebutan gelar
juara Liga Inggris. Di musim sebelumnya, Arsenal gemar menjual pemain
bintangnya dan konsisten duduk di empat besar Liga Inggris. Musim ini, Arsenal
mempertahankan para pemain bintangnya dan mendatangkan bintang bernama Ozil. Bilamana Arsenal tetap duduk di empat besar
musim ini, seperti sebelumnya, tidak salah menyebut bahwa Ozil termasuk gagal
di Arsenal.
(Kontribusi Mesut Ozil belum membawa Arsenal menjadi salah satu tim ditakuti di Liga Inggris. Credit : Telegraph)
Edison Cavani (PSG)
Dengan mahar sekitar 53 juta
euro, Cavani adalah satu transfer termahal di musim ini. Sayangnya, Cavani
bukan menjadi aktor pertama keperkasaan PSG. Adalah Zlatan Ibrahimovic yang
menjadi kunci keperkasaan PSG musim ini. Tidak sekedar menjadi pembeda, gol-gol
Ibrahimovic membawa PSG sekarang nyaman di puncak klasemen Liga Prancis dan
masih bertahan di Liga Champions. Selain itu, Cavani juga dililit cedera
sehingga tidak bisa bermain di beberapa partai.
(Kontribusi Cavani belum sebanding dengan nilai 53 juta euro untuk memboyongnya ke Paris. Credit : Yahoo)
Ini adalah segelumit pemain
dengan transfer top rasa flopdi bulan April. Harga mereka yang mahal seolah
telah “membohongi” klub yang meminang mereka. Memang ungkapan “Harga tidak
pernah berbohong” pada umumnya berlaku dalam dunia transfer sepakbola. Tidak
ada seorangpun yang meragukan kemampuan dan pencapaian nama di atas, hanya saja
perpindahan yang membuat performa mereka tidak semengilap yang dulu memang
menjadi lelucon sepakbola musim ini. Happy
April Mop, football lovers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar